Selamat Datang di Web "Belajar Mengenal Islam" Semoga Web Sederhana Ini Dapat Membantu Kita Mengenal Islam dan Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT, Amiin....

Kamis, 22 Desember 2011

Fadzilah solat tahajjud dan dhuha

Solat adalah suatu telekomunikasi yang paling efektif untuk seorang hamba kepada allah SWT, karena solatpun sendiri berartikan do’a secara bahasa arab, dan klo secara syariat adalah suatu pekerjaan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan diisi dzikir-dzikir di dalamnya, tidak di dirikan sholat kecuali maksud dari hal tersebut adalah untuk berzikir kepada allah SWT, seperti apa yang di firmankan oleh allah SWT dalam al-furqon:
{إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي } [طه : 14]
Artinya: (sesungguhnya aku allah tidak ada tuhan kecuali aku, maka sembahlah aku  dan kerjakanlah solat hanya untuk mengingatku (dzikir))( QS: toha : 14)
Sholat sendiri terbagi menjadi dua :
-         Sholat wajib: Dari pada sholat yang wajib adalah dzuhur, ashar, maghrib, isya’, subuh, semua ini adalah wajib bagi siapa saja, siapapun tidak melakukan sholat-sholat ini maka dia telah keluar dari islam, selama manusia masih mempunyai akal maka wajib bagi orang tersebut untuk melakukan sholat ini, apapun alasanya bagi kaum muslimin dan muslimat haram untuk meninggalkan sholat wajib.
-         Sholat sunnah: solat sunnah begitu banyak salah satunya adalah sholat malam (tahajjud) dan sholat dhuha.
Sholat tahajjud: adalah solat yang di lakukan pada malam setelah tidur, telah bersabda rasullah SAW dalam haditsnya:
أفضل الصلاة بعد المكتوبة صلاة الليل
Artinya : paling afdholnya sholat setelah sholat yang di wajibkan adalah sholat malam (tahajjud).
فضل صلاة الليل على صلاة النهار كفضل صدقة السر على العلانية
Artinya : keafdholan sholat malam di bandingkan sholat di siang hari sama halnya  perbandingan sodaqoh secara sembunyi-sembunyi dan sodaqoh secara terang-terangan.
Tentu saja sodaqoh secara sembunyi-sembunyi lebih afdhol dari pada sodaqoh secara terang-terangan 70 kali lipat, dan bersabda juga rasullah SAW dalam hadisnya yang lain:
عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم، ومقربة لكم إلى ربكم، ومكفرة للسيئات ومنهاة عن الإثم ومطردة للداء عن الجسد
Artinya : seyogyanya bagi kalian semua umat mukminin untuk sholat malam sesungguhnya hal tersebut pekerjaan orang-orang soleh sebelum kalian dan hal tersebut mendekatkan kalian semua kepada tuhan kalian dan melebur dosa kalian dan menahan kalian dari dosa dan juga menolak dari penyakit hasud.
Ketahuilah barang siapa yang sholat setelah solat isya’ maka dia telah sholat malam dan konon para ulama dulu (salaf) apabila mereka kesusahan untuk sholat tahajjud maka dia solat setelah sholat isya’ (qiyamul lail), akan tetapi jikalau seorang mukmin bisa melakukanya setelah bangun tidur maka hal tersebut seperti apa yang di suruh oleh rasullah di dalam firman allah yakni sholat tahajjud yang sebenarnya:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا} [الإسراء : 79]
Artinya : dan dari malam-malam tahajjudlah kalian sebagai sholat sunnah bagi kalian, semoga allah membangkitkan kalian sedangkan kalian mencapai derajat yang terpuji.
Dan dari hadist nabi :
إن الله يعجب من العبد إذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهي به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم.
Artinya : Allah sangat kagum dengan seorang hambanya yang bangun malam bangun dari kasurnya untuk sholat kepada allah sedangkan diantaranya terdapat keluarganya yang sedang tidur, malaikat sangat bangga dengan hamba tersebut  dan pastilah diterima amal tersebut oleh allah SWT.
Terlebih-lebih jikalau orang mukmin tersebut menuntut ilmu agama maka sangat di anjurkan bagi orang tersebut.
Dan dari pada kemulian sholat tahajjud sesungguhnya terdapat dimalam hari waktu mustahab seperti di dalam hadis nabi SAW :
قال، صلى الله عليه وسلم: "إن في الليل لساعة لا يوافقها عبد مسلم يسأل الله خيراً من أمر الدنيا والآخرة إلا أعطاه إياه وذلك كل ليلة" أخرجه مسلم.
Artinya: sesungguhnya di malam hari terdapat suatu waktu yang dimana waktu tersebut jikalau orang mukmin meminta kepada allah kebaikan dari masalah dunia ataupun akherat maka pasti allah akan memberinya, dan hal ini terdapat pada setiap malam. (HR: MUSLIM)
Terdapat juga di dalam kitab-kitab terdahulu allah berfirman (telah berbohong orang yang mengaku cinta kepada aku akan tetapi jika datang malam dia tidur meninggalkanku, bukankah orang yang cinta suka jikalau berduan dengan kekasihnya.
Berkata syekh ismail aljabaruti: terkumpul semua kebaikan di dalam malam, tidak di angkat seorang wali menjadi wali kecuali di malam hari.
Dan berkata juga habib Abdullah bin abu bakar alaydrose : barang siapa yang meninginkan kebersihan hati maka baginya bermunajat dan menangis di malam hari.
Bersabda rasullah SAW : sesungguhnya allah setiap malam turun di langit tepat sepertiga malam terakhir seraya berkata – adakah siapa yang berdoa aku akan mengijabahi, adakah orang yang beristighfar di malam ini maka aku akan mengampuni, adakah orang yang meminta malam mini aku akan memberinya, adakah yang orang yang bertobat malam ini aku akan menerima tobatnya- sampai terbitnya fajar (subuh).
Berkata imam Abdullah alhaddad: Jikalau tidak ada hadits tentang kemulian solat tahajjud kecuali ini cukuplah hanya hadits ini mengungkap kemulian bangun malam.
Sungguh indahnya solat malam (tahajjud) sehingga begitu banyaknya hadits nabi yang mengungkap fadhilah dan keutamaan sholat ini sampai-sampai sebagain kaum solihin berkata : jikalau penduduk surga itu dalam keadaan seperti kita sekarang ini yakni solat malam (tahajjud) maka dia akan merasakan kenikmatan melebihi apa yang dia rasakan di surga, dan berkata solihin : orang yang sering solat malam (tahajjud) di dalam kebiasaanya solat malam, dia lebih merasakan kenikmatan hal tersebut dari pada orang yang maksiat menikmati dosanya, berkata solihin : semenjak 40 tahun tidak ada sesuatu yang membuat aku risau kecuali terbitnya fajar, kenikmatan ini tidak dapat digapai kecuali setelah kebiasaan dan setelah jerih payah yang sangat kuat untuk bangun di malam hari seperti berkata utbah : bersusah payah aku selama 20 tahun untuk beribadah di malam hari dan aku dapat menikmati hasil dari jerih payahku selama 20 tahun yaitu 20 tahun selanjutnya.
Berapa roka’atkah kita solat tahajjud dan surat apakah yang kita baca dalam solat tersebut?.
Ketahuilah bahwa dulu rasullah tidak melakukan suatu yang khusus dalam solat ini, dan adapun yang bagus adalah anda membaca surat secara berurutan sampai khatam di dalam satu bulan kurang atau lebih tergantung semangat anda, adapun bilanganya adalah rasullah paling banyak di riwayatkan solat 13 roka’at, terkadang hanya 9 roka’at dan yang paling sering rasullah melakukanya adalah 11 roka’at.
KESIMPULAN :
Seyogyanya bagi anda dan di sunnahkan jika anda bangun dari tidur untuk mengusap muka anda dengan tangan anda sambil berdoa :
الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشور
Artinya : Segala puji bagi allah yang telah menghidupkan kami setelah mati, dan kepadanya kita di kumpulkan.
Kemudian membaca :
{إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ } [آل عمران : 190]
Sampai akhir surat, kemudian bersiwak dan berwudu’ dengan sempurna, kemudian solat 2 roka’at yang sangat ringan singkat, kemudian solat 8 roka’at secara panjang (dengan memanjangkan bacaanya surat-surat yang panjang dan tasbih-tasbihnya juga di tambah yang banyak) dengan cara 2 roka’at salam atau 4 roka’at salam. Jikalau anda masih mempunyai semangat maka tambahkanlah sholat witir 3 roka’at dengan satu salam ataupun 2 salam boleh, pada roka’at pertama membaca :
بسم الله الرحمن الرحيم
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (3) وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى (4) فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَى (5) سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَى (6) إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى (7) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَى (8) فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى (9) سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى (10) وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى (11) الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَى (12) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى (13) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى (14) وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى (15) } [الأعلى : 1 - 15]
Roka’at kedua membaca :
بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)
Pada roka’at ketiga membaca :
بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)
بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)
{بسم الله الرحمن الرحيم
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
Inilah cara tahajjud yang di laksanakan ketika rasullah masih hidup ingatlah hal ini, hanya allah yang maha tahu dan mendengar.
Sholat dhuha : adalah solat yang di lakukan setelah terbitnya matahari sampai tergelincirnya matahari, hendaknya bagi kita untuk selalu menjaga sholat tersebut, paling sedikitnya 2 roka’at dan paling banyaknya 8 roka’at sebagian ulama mengatakan 12 roka’at, keutama’anya sangat besar, dan waktu yang paling bagus adalah seperempat dari siang, bersabda rasullah SAW dalam haditsnya :
قال عليه الصلاة والسلام : (( يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة، وكل تسبيحة صدقة ، وكل تكبيرة صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، وكل تهليلة صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، ويجزئ من ذلك ركعتان يركعهما من الضحى))
Artinya : dari setiap persendian kalian atasnya sodaqoh, setiap tasbih dari kalian adalah sodaqoh, setiap takbir dari kalian adalah sodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah sodaqoh, dan setiap tahlil sodaqoh, melarang kemungkaran adalah sodaqoh, dan mencukupi itu semua dengan hanya solat dhuha.
Bersabda juga rasullah SAW :
 وقال عليه الصلاة والسلام :((من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر))
Artinya : barang siapa yang menjaga dua roka’at dhuha maka allah akan mengampuni dosanya walaupun seperti banyaknya busa di laut.
Dhuha juga di namakan solat awwabin seperti sholat di antara maghrib dan isya’, adapun awwab (berartikan kembali kepada allah ketika lupa), dua waktu ini di namakan solat awwabin di karenakan banyak orang lupa dengan dua alasan :
-         Pertama : karena sibuknya manusia di dalam waktu ini (dhuha dan di antara maghrib dan isya’) kepada dunia, maka di ingatkanlah dengan sholat
-         Kedua : karena sibuknya manusia di dalam waktu ini (dhuha dan di antara maghrib dan isya’) pulang ke rumah untuk makan, dan barang siapa yang pulang kepada allah yakni ingat kepada allah pada waktu ini maka dia akan menyandang kedudukan yang tinggi di sisi allah.
.


REFERENSI KITAB:
رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة - (1 / 16)
 (وعليك) بصلاة الليل فقد قال عليه السلام: "أفضل الصلاة بعد المكتوبة صلاة الليل" وقد قال عليه الصلاة والسلام: "فضل صلاة الليل على صلاة النهار كفضل صدقة السر على العلانية". وقد ورد أن صدقة السر تضاعف على صدقة العلانية بسبعين ضعفاً، وقال عليه الصلاة والسلام: "عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم، ومقربة لكم إلى ربكم، ومكفرة للسيئات ومنهاة عن الإثم ومطردة للداء عن الجسد.
(واعلم) أن من صلى بعد العشاء فقد قام من الليل وقد كان بعض السلف يصلي ورده من أول الليل ولكن في القيام بعد النوم إرغام للشيطان ومجاهدة للنفس وسر عجيب، وهو التهجد الذي أمر به الله ورسوله في قوله (ومن الليل فتهجد به نافلة لك) وفي المأثور: إن الله يعجب من العبد إذا قام من على فراشه وبين أهله إلى صلاته ويباهي به ملائكته ويقبل عليه بوجهه الكريم.
(1/15)
رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة - (1 / 17)
(واعلم) أنه يَقْبُح بطالب الآخرة أن لا يكون له قيام بالليل. كيف والمريد لا يزال طالباً للمزيد متعرضاً للنفحات على دوام الأوقات.
وقد قال، صلى الله عليه وسلم: "إن في الليل لساعة لا يوافقها عبد مسلم يسأل الله خيراً من أمر الدنيا والآخرة إلا أعطاه إياه وذلك كل ليلة" أخرجه مسلم.
وفي بعض كتب الله المنزلة: كذب من ادعى محبتي فإذا جنه الليل نام عني أليس كل محب يحب الخلوة بحبيبه.
وقال الشيخ إسماعيل بن إبراهيم الجبرتي رحمه الله جمع الخير كله في الليل وما عقدت لولي ولاية إلا بالليل.
وقال سيدي العيدروس عبد الله بن أبي بكر من أراد الصفاء الرباني فعليه بالانكسار في جوف الليل.
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "ينزل الله كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الأخير فيقول: هل من داع فأستجيبَ له، هل من مستغفر فأغفر له، هل من سائل فأعطيه، هل من تائب فأتوب عليه حتى يطلع الفجر". ولو لم يرد في الحث على قيام الليل غير هذا الحديث لكفى.
كيف والكتاب والسنة طافحان بالترغيب فيه والحث عليه، وللعارفين بالله في القيام بالليل منازلات شريفة، وأذواق لطيفة يجدونها في قلوبهم من نعيم القرب من الله، ولذة الأنس به وطيب المناجاة والمحادثة مع الله، حتى قال بعضهم: إن كان أهل الجنة في مثل ما نحن فيه إنهم لفي عيش طيب، وقال آخر: أهل الليل في ليلهم ألذ من أهل اللهو في لهوهم، وقال آخر منذ أربعين سنة ما غمني شيء إلا طلوع الفجر، وهذا النعيم لا يكون إلا بعد تجرع المرارات، وتحمل المشقات في القيام، كما قال عتبة الغلام: كابدت قيام الليل عشرين سنة وتنعمت به عشرين سنة أخرى.
(فإن قلت) ماذا أقرأ في صلاتي بالليل وكم ركعات ينبغي أن أصلي فاعلم أن سول الله صلى الله عليه وسلم لم يواظب في تهجده على قراءة شيء مخصوص، ومن الحسن أن تتبع القرآن فتقرأه شيئاً فشيئاً في قيامك حتى تختم في شهر أو أقل أو أكثر حسب نشاطك.
رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة - (1 / 18)
وأما عدد الركعات فأكثر ما روي من قيام رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث عشرة ركعة وورد الاقتصار على تسع وسبع وأكثر ما ورد عنه صلى الله عليه وسلم المواظبة عليه إحدى عشرة ركعة.
ويتلخص من مجموع الأحاديث أنه ينبغي لك ويستحب إذا قمت من النوم أن تمسح النوم عن وجهك بيدك وتقول: الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشور، وتقرأ (إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب) إلى آخر السورة، ثم تستاك وتتوضأ وضوءاً كاملاً، ثم تصلي ركعتين خفيفتين ثم تصلي بعدهما ثمان ركعات تطولهن تسلم من كل ركعتين إن شئت أو من كل أربع أو تجمعهن بتسليمة واحدة فكل ذلك قد ورد، ثم إن رأيت أنه بقي عندك نشاط فتنفل ما بدا لك، ثم صل ثلاث ركعات بنية الوتر بتسليمة أو تسليمتين وتقرأ في الأولى سبح اسم ربك الأعلى(1) وفي الثانية قل يا أيها الكافرون(2) وفي الثالثة الإخلاص والمعوذتين، ولا تحسب أن الوتر هو إحدى عشرة شيء وهذه الركعات المذكورة في هذا لسياق شيء آخر كلاً إنه لم يرو عن قيام رسول الله صلى الله عليه وسلم غير ما قصصناه عليك فاعلم ذلك والله سميع عليم.


النصائح الدينية و الوصايا الإيمانية - (1 / 75)
ومن السنة: المحافظة على صلاة الضحى، وأقلها ركعتان، وأكثرها ثمان ركعات.وقيل :أثنتا عشرة.وفضلها كبير .ووقتها الأفضل: أن تصلى عند مضي قريب من ربع النهار، قال عليه الصلاة والسلام : (( يصبح على كل سلامي من أحدكم صدقة، وكل تسبيحة صدقة ، وكل تكبيرة صدقة، وأمر بالمعروف صدقة، وكل تهليلة صدقة، ونهي عن المنكر صدقة، ويجزئ من ذلك ركعتان يركعهما من الضحى))
وقال عليه الصلاة والسلام :((من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر))و((الشفعة)): هي الركعتان، و((السلامى)): هو المفصل، وفي كل إنسان ثلاثمائة وستون مفصلاً بعدد أيام السنة .
وتسمى صلاة الضحى صلاة الأوبين، كالصلاة بين العشاءين. و((الأواب)) هو الرجاع إلى الله في أوقات الغفلة . وهذان الوقتان - أعني وقت صلاة الضحى، وما بين العشاءين - من أوقات الغفلة.
أما الأول: فلإكباب الناس فيه على المعايش والمكاسب الدنيوية.
وأما الثاني :فلا شتغال الناس فيه بالرجوع إلى المنازل وتناول الأطعمة. فمن رجع إلى الله واستيقظ لطاعته في هذه الأوقات كان عنده بمكان .

PERAYAAN TAHUN BARU

HUKUM MERAYAKAN TAHUN BARU
          Merayakan tahun baru masehi adalah kebiasaan kaum kristiani yang sangat identik dengan sesuatu suatu hura-hura, tahun baru Masehi merupakan bagian dari hari suci umat Kristiani, yang waktunya telah ditentukan oleh agama. Bagi orang-orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru Masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa Almasih, sehingga agama Kristen disebut juga agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir disebut tahun sebelum Masehi, dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
          Perayaan hari tahun baru Masehi, sudah lama menjadi tradisi dan ditetapkan sebagai hari libur umum nasional hampir di berbagai negara. Di Amerika Serikat, umumnya perayaan dilakukan pada tanggal 31 Desember malam, di mana orang-orang pergi ke pesta dan berkumpul, atau menonton program televisi dari Times Square di jantung kota New York. Pada saat lonceng tengah malam berdentang, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan, orang-orang menyerukan “Happy New Year” dan menyanyikan lagu Auld Lang Syne.     
          Sedangkan rasulullah SAW sangat melarang kepada kita untuk  menyerupai non muslim dalam segi apapun dalam hadits beliau bersabda SAW :
 من تشبه بقوم فهو منهم
Artinya :
          Barang siapa serupa dengan sesuatu kaum maka orang tersebut sama dengan yang di serupai.
          Semoga allah menjaga kita dari terjerumusnya pemikiran yang sesat, terjerumusnya orang kepada aqidah dan pemikiran yang sesat di karenakan orang tersebut tidak mengetahui agama, sehingga menyangka sesuatu yang wajib sebagai haram dan menyangka sesuatu yang sunnah menjadi haram atau menghalalkan sesuatu yang haram, seperti terdapat sesuatu golongan yang melarang memuji nabi SAW terlalu berlebihan, seharusnya hal tersebut adalah lumrah, karena nabi SAW adalah sesuatu makhluk yang sangat mulia yang karenanya di ciptakan dunia dan seisinya seperti terdapat dalam hadits qudsi :
لولاك لولاك يا محمد ما خلقت الافلاك
Artinya :
          Klo bukan karenamu wahai muhammad maka aku tidak akan menciptakan alam semesta ini.
          Sungguh mulia baginda muhammad SAW, dan itulah termasuk bahaya kita tidak mengetahui agama, sehingga kita bisa di kelabui oleh kaum yahudi untuk merayakan tahun baru mereka dengan berlebihan meninggalkan memuji nabi dengan alasan berlebihan.
          Maka dari itulah kita di sunnahkan untuk menyerupai para kaum solihin karena kita bisa menjadi mulia dengannya di sisi allah SWT walaupun kita bukan orang yang soleh dan begitu juga kita di makruhkan menyerupai orang fassaq (sering melakukan dosa) karenanya kita akan menjadi orang yang hina di sisi allah SWT walaupun kita bukan orang yang sering melakukan dosa, dan berkata imam qurtubi :
          Jikalau orang fasiq mengkhususkan dengan pakaian tertentu maka tidak di bolehkan bagi siapapun untuk memakai baju yang serupa dengan orang fasiq tersebut di takutkan bagi orang yang tidak tahu menyangka orang tersebut serupa dengan orang yang fasiq, maka berdosalah orang menyangka jelek tersebut dan orang yang di sangka jelek di karenakan orang tersebut (yang di sangka jelek) membantu dalam kemaksiatan.
PERTANYAAN :
          Bagaimana hukum merayakan tahun baru agama lain untuk umat islam?
KAMI MENJAWAB :
          Hukumnya haram merayakan tahun baru agama lain (tapi tidak menjerumuskan kepada kekufuran selama kita tidak ridho dengan mereka, akan tetapi jika kita ridho dengan mereka yaitu ridho dengan agama mereka maka terjerumuslah kepada kekufuran), dan barang siapa yang merayakannya maka dia telah menyerupai suatu kaum, yang di maksud serupa di sini adalah (memakai baju yang sama, berjalan dengan jalan mereka, dan memberi hadiah).
          Bahkan berkata ulama (ibn haaj) haram bagi muslim untuk menjual sesuatu apapun yang dibutuhkan kepada seseorang non muslim untuk perayaan tahun barunya dari daging, lauk pauk dan baju, dan begitu juga tidak boleh bagi muslim meminjamkan alat keperluan untuk perayaan tahun baru karena hal tersebut termasuk membantu kekufuran mereka dan wajib bagi pemerintah untuk melarang kaum muslim.
REFERENSI KITAB :

بغية المسترشدين - (1 / 528)
(مسألة : ي) : حاصل ما ذكره العلماء في التزيي بزي الكفار أنه إما أن يتزيا بزيهم ميلاً إلى دينهم وقاصداً التشبه بهم في شعائر الكفر ، أو يمشي معهم إلى متعبداتهم فيكفر بذلك فيهما ، وإما أن لا يقصد كذلك بل يقصد التشبه بهم في شعائر العيد أو التوصل إلى معاملة جائزة معهم فيأثم ، وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره كشد الرداء في الصلاة.
فيض القدير - (6 / 135)
 - (من تشبه بقوم) أي تزيا في ظاهره بزيهم وفي تعرفه بفعلهم وفي تخلقه بخلقهم وسار بسيرتهم وهديهم في ملبسهم وبعض أفعالهم أي وكان التشبه بحق قد طابق فيه الظاهر الباطن (فهو منهم) وقيل المعنى من تشبه بالصالحين وهو من أتباعهم يكرم كما يكرمون ومن تشبه بالفساق يهان ويخذل كهم ، ومن وضع عليه علامة الشرف أكرم وإن لم يتحقق شرفه وفيه أن من تشبه من الجن بالحيات وظهر يصورتهم قتل وأنه لا يجوز الآن لبس عمامة زرقاء أو صفراء كذا ذكره ابن رسلان ، وبأبلغ من ذلك صرح القرطبي فقال : لو خص أهل الفسوق والمجون بلباس منع لبسه لغيرهم فقد يظن به من لا يعرفه أنه منهم فيظن به ظن السوء فيأثم الظان والمظنون فيه بسبب العون عليه ، وقال بعضهم : قد يقع التشبه في أمور قلبية من الاعتقادات وإرادات وأمور خارجية من أقوال وأفعال قد تكون عبادات وقد تكون عادات في نحو طعام ولباس ومسكن ونكاح واجتماع وافتراق وسفر وإقامة وركوب وغيرها وبين الظاهر والباطن ارتباط ومناسبة وقد بعث الله المصطفى صلى الله عليه وسلم بالحكمة التي هي سنة وهي الشرعة والمنهاج الذي شرعه له فكان مما شرعه له من الأقوال والأفعال ما يباين سبيل المغضوب عليهم والضالين فأمر بمخالفتهم في الهدى الظاهر في هذا الحديث وإن لم يظهر فيه مفسدة لأمور منها أن المشاركة في الهدى في الظاهر تؤثر تناسبا وتشاكلا بين المتشابهين تعود إلى موافقة ما في الأخلاق والأعمال وهذا أمر محسوس فإن لابس ثياب العلماء مثلا يجد من نفسه نوع انضمام إليهم ولابس ثياب الجند المقاتلة مثلا يجد من نفسه نوع تخلق بأخلاقهم وتصير طبيعته منقادة لذلك إلا أن
يمنعه مانع ومنها أن المخالفة في الهدى الظاهر توجب مباينة ومفارقة توجب الانقطاع عن موجبات الغضب وأسباب الضلال والانعطاف على أهل الهدى والرضوان ومنها أن مشاركتهم في الهدى للظاهر توجب الاختلاط الظاهر حتى يرتفع التمييز ظاهرا بين المهدبين المرضيين وبين المغضوب عليهم والضالين الى غير ذلك من الأسباب الحكيمة التي أشار إليها هذا الحديث وما أشبهه.
الفتاوى الفقهية الكبرى - (4 / 238)
بَابُ الرِّدَّةِ  وَسُئِلَ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى وَرَضِيَ عنه هل يَحِلُّ اللَّعِبُ بِالْقِسِيِّ الصِّغَارِ التي لَا تَنْفَعُ وَلَا تَقْتُلُ صَيْدًا بَلْ أُعِدَّتْ لِلَعِبِ الْكُفَّارِ وَأَكْلُ الْمَوْزِ الْكَثِيرِ الْمَطْبُوخِ بِالسُّكَّرِ وَإِلْبَاسُ الصِّبْيَانِ الثِّيَابَ الْمُلَوَّنَةِ بِالصُّفْرَةِ تَبَعًا لِاعْتِنَاءِ الْكَفَرَةِ بِهَذِهِ في بَعْضِ أَعْيَادِهِمْ وَإِعْطَاءِ الْأَثْوَابِ وَالْمَصْرُوفِ لهم فيه إذَا كان بَيْنَهُ وَبَيْنَهُمْ تَعَلُّقٌ من كَوْنِ أَحَدِهِمَا أَجِيرًا لِلْآخَرِ من قَبِيلِ تَعْظِيمِ النَّيْرُوزِ وَنَحْوِهِ فإن الْكَفَرَةَ صَغِيرَهُمْ وَكَبِيرَهُمْ وَضَعِيفَهُمْ وَرَفِيعَهُمْ حتى مُلُوكَهُمْ يَعْتَنُونَ بِهَذِهِ الْقِسِيِّ الصِّغَارِ وَاللَّعِبِ بها وَبِأَكْلِ الْمَوْزِ الْكَثِيرِ الْمَطْبُوخِ بِالسُّكَّرِ اعْتِنَاءً كَثِيرًا وَكَذَا بِإِلْبَاسِ الصِّبْيَانِ الثِّيَابَ الْمُصَفَّرَةَ وَإِعْطَاءَ الْأَثْوَابِ وَالْمَصْرُوفِ لِمَنْ يَتَعَلَّقُ بِهِمْ وَلَيْسَ لهم في ذلك الْيَوْمِ عِبَادَةُ صَنَمٍ وَلَا غَيْرِهِ وَذَلِكَ إذَا كان الْقَمَرُ في سَعْدِ الذَّابِحِ في بُرْجِ الْأَسَدِ وَجَمَاعَةٌ من الْمُسْلِمِينَ إذَا رَأَوْا أَفْعَالَهُمْ يَفْعَلُونَ مِثْلَهُمْ فَهَلْ يَكْفُرُ أو يَأْثَمُ الْمُسْلِمُ إذَا عَمِلَ مِثْلَ عَمَلِهِمْ من غَيْرِ اعْتِقَادِ تَعْظِيمِ عِيدِهِمْ وَلَا افْتِدَاءٍ بِهِمْ أو لَا فَأَجَابَ نَفَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِقَوْلِهِ لَا كُفْرَ بِفِعْلِ شَيْءٍ من ذلك فَقَدْ صَرَّحَ أَصْحَابُنَا بِأَنَّهُ لو شَدَّ الزُّنَّارَ على وَسَطِهِ أو وَضَعَ على رَأْسِهِ قَلَنْسُوَةَ الْمَجُوسِ لم يَكْفُرْ بِمُجَرَّدِ ذلك ا هـ
 فَعَدَمُ كُفْرِهِ بِمَا في السُّؤَالِ أَوْلَى
الفتاوى الفقهية الكبرى - (4 / 239)
 وهو ظَاهِرٌ بَلْ فَعَلَ شيئا مِمَّا ذُكِرَ فيه لَا يَحْرُمُ إذَا قَصَدَ بِهِ التَّشْبِيهَ بِالْكُفَّارِ لَا من حَيْثُ الْكُفْرُ وَإِلَّا كان كُفْرًا قَطْعًا فَالْحَاصِلُ أَنَّهُ إنْ فَعَلَ ذلك بِقَصْدِ التَّشْبِيهِ بِهِمْ في شِعَارِ الْكُفْرِ كَفَرَ قَطْعًا أو في شِعَارِ الْعَبْدِ مع قَطْعِ النَّظَرِ عن الْكُفْرِ لم يَكْفُرْ وَلَكِنَّهُ يَأْثَمُ وَإِنْ لم يَقْصِدْ التَّشْبِيهَ بِهِمْ أَصْلًا وَرَأْسًا فَلَا شَيْءَ عليه ثُمَّ رَأَيْت بَعْضَ أَئِمَّتِنَا الْمُتَأَخِّرِينَ ذَكَرَ ما يُوَافِقُ ما ذَكَرْتُهُ فقال وَمِنْ أَقْبَحِ الْبِدَعِ مُوَافَقَةُ الْمُسْلِمِينَ النَّصَارَى في أَعْيَادِهِمْ بِالتَّشَبُّهِ بِأَكْلِهِمْ وَالْهَدِيَّةِ لهم وَقَبُولِ هَدِيَّتِهِمْ فيه وَأَكْثَرُ الناس اعْتِنَاءً بِذَلِكَ الْمِصْرِيُّونَ وقد قال صلى اللَّهُ عليه وسلم من تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ منهم بَلْ قال ابن الْحَاجِّ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَبِيعَ نَصْرَانِيًّا شيئا من مَصْلَحَةِ عِيدِهِ لَا لَحْمًا وَلَا أُدْمًا وَلَا ثَوْبًا وَلَا يُعَارُونَ شيئا وَلَوْ دَابَّةً إذْ هو مُعَاوَنَةٌ لهم على كُفْرِهِمْ وَعَلَى وُلَاةِ الْأَمْرِ مَنْعُ الْمُسْلِمِينَ من ذلك وَمِنْهَا اهْتِمَامُهُمْ في النَّيْرُوزِ بِأَكْلِ الْهَرِيسَةِ وَاسْتِعْمَالِ الْبَخُورِ في خَمِيسِ الْعِيدَيْنِ سَبْعَ مَرَّاتٍ زَاعِمِينَ أَنَّهُ يَدْفَعُ الْكَسَلَ وَالْمَرَضَ وَصَبْغِ الْبَيْضِ أَصْفَرَ وَأَحْمَرَ وَبَيْعِهِ وَالْأَدْوِيَةُ في السَّبْتِ الذي يُسَمُّونَهُ سَبْتَ النُّورِ وهو في الْحَقِيقَةِ سَبْتُ الظَّلَّامِ وَيَشْتَرُونَ فيه الشَّبَثَ وَيَقُولُونَ إنَّهُ لِلْبَرَكَةِ وَيَجْمَعُونَ وَرَقَ الشَّجَرِ وَيَلْقُونَهَا لَيْلَةَ السَّبْتِ بِمَاءٍ يَغْتَسِلُونَ بِهِ فيه لِزَوَالِ السِّحْرِ وَيَكْتَحِلُونَ فيه لِزِيَادَةِ نُورِ أَعْيُنِهِمْ وَيَدَّهِنُونَ فيه بِالْكِبْرِيتِ وَالزَّيْتِ وَيَجْلِسُونَ عَرَايَا في الشَّمْسِ لِدَفْعِ الْجَرَبِ وَالْحَكَّةِ وَيَطْبُخُونَ طَعَامَ اللَّبَنِ وَيَأْكُلُونَهُ في الْحَمَّامِ إلَى غَيْرِ ذلك من الْبِدَعِ التي اخْتَرَعُوهَا وَيَجِبُ مَنْعُهُمْ من التَّظَاهُرِ بِأَعْيَادِهِمْ ا هـ

Selasa, 13 Desember 2011

Download Mp3 Murottal Anak Ahmad Saud Juz 30

Mendengarkan bacaan alqur’an dari suara anak-anak dengan bacaan yang fasih dan makhorijul huruf yang tepat diharapkan lebih memotivasi anak-anak kita untuk terus belajar al-qur’an. Berikut kami sajikan Link murottal yang dibawakan oleh seorang anak yang bernama Ahmad Saud, Ayah bunda dapat mendownloadnya dengan cara mengklik masing-masing surat di bawah ini:


Sumber: mumtazanas.wordpress.com
Design by Hasan Alhasny Visit Original Post Islamic2 Template